اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتيِ أَدْرِكْنِي يَارَسُوْلَ الله
Allahumma sholli alaa sayyidinaa Muhammad qad dhoqot
hiilatii adriknii ya rasullallah
Ya Allah berilah rahmat kepada sayyiduna Muhammad , sungguh
upayaku telah sempit bantulah aku wahai Rasulullah .
Dalam buku saya yang best seller berjudul Mantam
Kiyai NU Menggugat dzikir dan sholawat Syirik , kalimatnya tidak begitu tapi
begini :
الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلَيْكَ ياَ رَسُوْلَ الله ضَاقَتْ حِيْلَتيِ أَدْرِكْنِي يَارَسُوْلَ الله
Assholatu
wassalaamu alaika ya Rasululloh, dhooqot hiilatii adriknii yaa rasululloh
Sholawat dan salam
semoga terlimpahkan kepadamu wahai Rasulullah ! upayaku telah habis, tolonglah
aku wahai rasululloh !
Kalimat terahir saya terima ijazah dari teman saya seorang habib di Bangil
ketika saya menjadi guru di PP Yapi Bangil . Dia menyatakan bahwa
bila kamu menghadapi kesulitan , jangan ragu , ada doa mujarrab
yang sudah di coba banyak orang dan sangat ampuh .
Walaupun demikian , mulai di Bangil sampai di Mekkah atau di Tambak
Sumur Waru , saya tidak ingin melakukannya . Tidak terketuk dalam
hatiku untuk menjalankannya . Pada hal dlm istighosah bacaan
tersebut merupakan menu wiridan di dalamnya . Sholawat
tersebut di katakan syirik karena minta – minta kepada Rasulullah SAW waktu
kesulitan sebagaimana di kisahkan dalam ayat :
ذَلِكُمُ اللَّهُ
رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ
مِنْ قِطْمِيرٍ
Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan.
Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa
walaupun selobang biji kurma. [1]
إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا
يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ
الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ
Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan
kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di
hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat
memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui
[2]
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ
يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُون
Dan siapakah yang
lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang
tiada dapat memperkenankan (do`a) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari
(memperhatikan) do`a mereka?[3]
Sholawat
tersebut syirik, rugi orang yang membacanya dan seluruh pahala kebaikannya
akan terhapus. Allah berfirman :
لئن أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu
dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. ( 65 Azzumar )
Dalam istighosah juga di baca sholawat Nariyah / syrik. Sbb:
اللهُمَّ صَلِّ صَلاَةً
دَائِمَةً وَسَلِّمْ سَلاَماً تَامّاً عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ الَّذِي
تَنْحَلُّ بِهِ العُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الكُرَبُ وَتُناَلُ بِهِ الرَّغَائِبُ
وَتُقْضَى بِهِ الحَوَائِجُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الغَماَمُ
بِوَجْهِهِ الكَرِيِمِ عَدَ دَ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُومٍ
لَكَ
Allahumma
sholli sholaatan daaimah wasallim salaaman tamman alaa
sayyidinaa Muhammadinil ladzii tanhallu bihil uqodu watanfariju bihil kurobu
watunaalu bihir raghooibu watuqdhoo bihil hawaaiju wahusnul
khowatim wayustasqal ghomaamu biwajhihil kariimu adada
kulli lamhatin wanafasin ba adadi kulli ma`lumin .
Ya Allah
berikan rahmat yang langgeng dan kesejahteraan yang sempurna
kepada sayyidina Muhammad yang dengannya segala ikatan
lepas ( segala kesulitan akan terselesaikan bukan dengan Allah) dan
segala kesedihan akan lenyap karenanya ( jadi bukan karena
pertolongan , rahmat atau karunia Allah ) , dan dengan Nabi
Muhammad segala cita – cita tercapai , segala kebutuhan akan
di raih , husnul khotimah dan awan menurunkan hujan dengan
nya ( dengan wajahnya Nabi Muhammad yang mulia ) sejumlah tiap
kedip atau senafas dan sebanyak seluruh apa yang Engkau
ketahui
Kesyirikan sholawat tersebut telah kami terangkan di buku karya kami : Mantam
kiyai NU menggugat dzikir dan sholawat Syirik “. Bacalah di situ anda
akan memahami beberapa hal baru dalam masalah kesyirikan .
Kalimat bihi maksudnya dengam Muhammad segala kesulitan , penderitaan akan
lenyap. Bila di baca akan membikin kita syirik. Sebab kebahagiaan datang
atau penderitaan yang menimpa kita sebetulnya seluruhnya dari Allah .
Allah berkehendak untuk menyenangkan orang atau membikinnya sedih . Allah
berfirman :
وَإِذَا أَذَقْنَا
النَّاسَ رَحْمَةً مِنْ بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُمْ إِذَا لَهُمْ مَكْرٌ فِي
ءَايَاتِنَا قُلِ اللَّهُ أَسْرَعُ مَكْرًا إِنَّ رُسُلَنَا يَكْتُبُونَ مَا
تَمْكُرُونَ
Dan apabila kami
merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa
mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda
kekuasaan Kami. Katakanlah: “Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya
itu)”. Sesungguhnya malaikat Kami menuliskan tipu dayamu.[4]
Di ayat lain ,
Allah berfirman :
أَهُمْ يَقْسِمُونَ
رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ
بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَةُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Apakah mereka
yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian
mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat
mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan.[5]
Sholawat tersebut
telah kami cari refrensinya , dan siapakah yang mulai mengedarkannya ,
ternyata tiada satupun kitab yang mencantumkannya . Saya bisa
menemukan sholawat nariyah itu di kitab kumpulan tahlil ,
yasinan , istighosah . Jadi bisa di ambil kesimpulan bahwa di Timur
tengah mulai zaman Nabi SAW hingga era sekarang belum ada
yang mengamalkan sholawat tersebut sekalipun sholawat itu menu ahli bid`ah tiap
harinya . Seolah ia sebagai pintu rahmat Allah . Begitulah manusia karena
tidak belajar ilmu agama , lalu sesat mengaku benar. Dan inilah
yang paling tidak menguntungkan diri didunia maupun diakhirat.
Bila kalimat bihi dalam sholawat tersebut di baca bihaa , maka maksudnya
segala kebutuhan tercapai dan kesedihan lenyap dengan membaca sholawat itu .
Hal ini boleh di katakan tawassul bil `a`mal tapi bila di teliti
artinya maka su`ul adab pada Allah . Yaitu membaca sholawat pada
nabi dengan sarat agar selala kesedihan dan kesulitannya di hilangkan
. Jadi beribadah dengan sarat tertentu pada Allah .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar