Dalam web site mejlis Rasulullah SAW ada pertanyaan dari Moethoy kepada Habib Mundzir sbb:
sifat
20
munzir
Re:sifat 20 - 2008/01/09 01:39
Hampir tiap hari saya dengar di
masjid – surau , sifat dua puluh Allah itu di baca dengan speaker , suara
merdu , angin berhembus dengan lembut , mendengar alunan bacaannya yang
terkadang jelas , terkadang kurang terang karena suaranya mengikuti
angin kencang atau lamban . Bila suara yang terdengar enak , rasanya tergugah
untuk pergi ke langgar ahli bid`ah . Tapi berhubung salatnya cepat
, saya murung.
Dlm web site Malaisiya
estethiques.blogspot.com terdapat komentar Heleuwan sbb:
Sifat Wajib bagi Allah
ALLAH WUJUD QIDAM BAQA -
MUKHALAFATUHU LIL HAWADITSI - QIYAMUHU BINAFSIHI - WAHDANIYAH QUDRAH IRADAH
ILMU HAYAT - SAM' A BASHOR KALAM - QADIRAN MURIDA - ALIMAN HAYYAN SAMIAN -
BASHIRAN MUTAKALLIMA
Sejak kecil saya suka lagu itu,
meski saat itu belum tahu maksudnya apa, gara-gara sering dengar malah jadi
hafal dan terus melekat hingga sekarang. Biasanya lagu ini disenandungkn
sebelum tidur. Wallahu a'lam apakah Almh Budhe Iha yang menyenandungkan juga
paham esensi (maksud) dari lagu itu atau tidak. Belasan tahun setelah itu, saya
baru paham maksudnya.
Lagu itu berisi tentang
sifat-sifat Allah yang wajib. Sifat wajib bagi Allah ada 20, yang 13 (nafsiyah,
salbiyah, ma'ani) sudah disepakati para ulama Asy'ariyah dan yang 7
(ma'nawiyah) ulama masih berbeda pendapat.
Masarakat yang saya domisili di
dalamnya sangat percaya atas kebenaran dua puluh sifat bagi Allah , bahkan di
ajarkan di madrasah – madrasah atau di lingkungan keluarga , lalu menyalahkan
kepada orang – orang yang tidak mau dengan nya . Bila di tanya tentang dalilnya
tidak menjawab. Jawabnya hanya pokoknya kamu lain line . Atau pokoknya ajaran
kita sejak kecil ya itu , dan guru – ulama kita mesti punya dalil yang kuat.
Bila salah masak di ajarkan.
Rupanya orang semacam ini
menganggap bahwa ulama nya saja yang benar dan akan terus mengikutinya sampai
ajal menjemputnya lalu rugilah kelak di akhirat. Ini mirip dengan ayat :
قَالُوا بَلْ وَجَدْنَا
ءَابَاءَنَا كَذَلِكَ يَفْعَلُونَ
Mereka
menjawab: "(Bukan karena itu) sebenarnya Kami mendapati nenek moyang kami
berbuat demikian".[1]
Jadi jejak leluhur itu sangat
berpengaruh dan mampu untuk mengarahkan jalan perkembangan kebudayaan dan
akidah suatu bangsa tanpa koreksi terlebih dahulu , apakah
bertentangan dengan ajaran Allah atau tidak ? Bahkan bila mereka syirik ,
maka cucunya juga ikut syirik. Nabi Nuh pernah berkata :
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لاَ
تَذَرْ عَلَى اْلأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا
Nuh
berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara
orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.
إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ
يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلاَ يَلِدُوا إِلاَّ فَاجِرًا كَفَّارًا
Sesungguhnya
jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan
hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat
ma`siat lagi sangat kafir.[2]
Jadi
cucu ini akan melanjutkan budaya akidah nenek moyang dan mereka tidak
merasakan berdosa malah ada kebanggaan tersendiri. Syekh Muhammad bin Saleh Al
Utsaimin berkata:
فَكُلُّ اْلعَادَاتِ
اْلوَارِدَةِ إِلَى بِلاَدِنَا فِي اْلمَظْهَرِ وَالْمَلْبَسِ وَالْمَسْكَنِ –
إِذَا لَمْ تَكُنْ مِنَ اْلأُمُوْرِ الْمَحْمُوْدَةِ الَّتِي دَلَّ الشَّرْعُ
عَلَىطَلَبِهَا – فَإِنَّ اْلأَوْلَى اْلبُعْدُ عَنْهَا وَتَجَنُّبُهَا، نَظَراً
إِلَى أَنَّ النُّفُوْسَ تَتَطَلَّبُ الْمَزِيْدَ مِنْ تَقْلِيْدِ اْلغَيْرِ ، لاَ
سِيَمَا إِذَا شَعَرَ اْلإِنْسَانُ بِالنَّقْصِ فِي نَفْسِهِ وَبِكَمَالِ غَيْرِهِ
، فَإِنَّهُ حِيْنَئِذٍ يُقَلِّدُ غَيْرَهُ وَرُبَّمَا يَقَعُ فِي شِرْكِ
التَّقْلِيْدِ اْلآثِمِ الَّذِي لاَ تُبِيْحُهُ شَرِيْعَتُهُ
Setiap
adat yang datang ke negara kita , baik gaya , pakaian , tempat tinggal
bila termasuk perkara yang tidak terpuji yang tidak di anjurkan
oleh syara` , maka lebih baik di hindari atau di jauhi. Sebab hati
itu ingin meniru orang lain lebih banyak. Apalagi bila seseorang
kurang PD dan menyatakan orang lain lebih sempurna. Sa at itu , dia akan meniru
orang lain , terkadang dia akan jatuh ke dalam kesyirikan mengekor yang
berdosa ini dan di larang oleh syariat. [3]
Dalam Encyplopedia Lembaga Tetap Pengkajian Ilmiyah dan Fatwa
Saudi terdapat
keterangan sbb:
12. Soal . Sungguh aku telah
membaca kitab
تَوْضِْحُ الْعَقِيْدَةِ
الْمُفِيْدَةِ فِي عِلْمِ التَّوْحِيْدِ لِشَرْحِ الْمَزِيْدَةِ
Milik Sayyidi Ahmad Addardir
– karya Al marhum Syekh Husain bin Abd Rahim Makki jilid ke 2 pelajaarn
korikulum kelas empat sekolah dasar di Ma`had al azhar Tashih Musa
Ahmad cetakan ke 4 1383 / 1963 , sesungguhnya sifat Allah
ada dua puluh menurut madzhab segolongan dari mereka termasuk
Arraziyah .
Menurut pendapat yang lain , Imam
Al asy`ari dan pengikut – pengikutnya menyatakan bahwa sifat Allah ada 13
dan yang sudah disepakati menurut kitab suci ada tujuh sifat
– yaitu sifat ma`ani . Berilah jawaban kami tentang sifat yang wajib bagi
Allah dan berapakah jumlahnya 7 , 13 atau 20 . Bila dua
puluh apa maksudnya :
كَوْنُهُ قَادِرًا
وَكَوْنُهُ حَيًّا
Apakah kitab tsb layak untuk akidah
yang benar , sebab aku masih meragukan , sebab pengarang kitab Al Mazidah
mengikuti paham asy`ari . Sedang aku ingin mengikuti ahlus sunnah wal jamaah
bukan asy`ariyah atau lainnya. Beri tahulah kami tentang kitab yang
berbicara atas nama madzhab ahlus sunnah ?
12 Jawab : Akidah ahlus
sunnah wal jama`ah menyatakan bahwa Allah memiliki sifat kesempurnaan dan Dia
memiliki sifat yang di nyatakan dalam kitab suciNya atau sunnah RasulNya
tanpa perobahan , pengurangan , bagaimana caranya atau seperti mahluknya
karena Allah berfirman :
لَيْسَ كَمِثْلِهِ
شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Tiada
sesuatu yang menyamai Allah .Dia Maha Mendengar dan melihat
وَأَمَّا اْلقَوْلُ
بِأَنَّهَا عِشْرُوْنَ أَوْ سَبْعٌ أَوْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ فَلاَ أَصْلَ لَهُ بَلْ
هُوَ مُخَالِفٌ لِلْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَاْلإِجْمَاعِ، وَاْلكِتَابُ الَّذِي
ذَكَرْتَهُ لاَ يَصْلُحُ أَنْ تَعْتَمِدَ عَلَيْهِ وَإِلَيْكَ نُسْخَةٌ مِنَ
[اْلعَقِيْدَةِ اْلوَاسِطِيَّةِ] لِشَيْخِ اْلإِسْلاَمِ ابْنِ تَيْمِيَّةِ ،
وَشَرْحِ الشَّيْخِ مُحَمَّدٍ خَلِيْلٍ الْهَرَّاسِ ، وَنُسْخَةِ مِنَ [التَّدَمُّرِيَّةِ]
وَ [الْحَمَوِيَّةِ] كِلاَهُمَا لِشَيْخِ اْلإِسْلاَمِ ابْنِ تَيْمِيَّةِ ،
وَاْلكُتُبُ الثَّلاَثَةُ الْمَذْكُورة قَدْ أَوْضَحَتْ مَذْهَبَ أَهْلِ
السُّنَّةِ فِي اْلأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ وَالرَّدِّ عَلىَ مُخَالِفِيْهِمْ.
Adapun
pernyataan bahwa sifat wajib bagi Allah 20, 7 atau 13 , maka tiada dalilnya ,
bahkan menyalahi al Quran , hadis dan Ijma`. Kitab yang kamu sebut tidak layak
dibuat pegangan . Silahkan kamu baca kitab Al akidah al wasitiyah karya
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah , syarah Syekh M.Kholil Al Harras dan kitab
Attadammuriyah dan hamawiyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah .
Tiga kitab tsb menerangkan madzhab ahlus sunnah tentang asma` dan sifat
Allah dan jawaban bagi orang –orang yang bertentangan dengannya .
Wabillahit
taufiq , semoga sholawat dan salam di sampaikan kepada nabi kita Muhammad
, keluarga dan sahabatnya .
Lembaga
Tetap Pengkajian Ilmiyah dan Fatwa Saudi
Syekh Abd Aziz bin Abdillah
bin Baz .
Habib munzir berkata :
لاَ شَكَّ أَنَّهُ ضَلَّ
بِسَبَبِ الْخِلاَفِ فِي اْلعَقِيْدَةِ فِرَقٌ كَثِيْرَةٌ كَالْمُعْتَزِلَةِ
وَالْجَهْمِيَّةِ وَالرَّافِضَةِ وَاْلقَدَرِيَّةِ وَغَيْرِهِمْ ، وَأَيْضاً
اْلأَشَاعِرَةُ ضَلُّوا فِيْمَا خَالَفُوا فِيْهِ اْلكِتَابَ وَالسُّنَّةُ وَمَا
عَلَيْهِ خِيَارُ هَذِهِ اْلأُمَّةِ مِنْ أَئِمَّةِ الْهُدَى مِنَ الصَّحَابَةِ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَالتَّابعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ وَاْلأَئِمَّةِ
اْلمُهْتَدِيْنَ فِيْمَا تَأَوَّلُوهُ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ وَصِفَاتِهِ عَلَى
غَيْرِ تَأْوِيْلَهُ ، وَأَبُوْ الْحَسَنِ ْالأَشْعَرِي رَحِمَهُ اللهُ ليَْسَ
مِنَ اْلأَشَاعِرَةِ . وَإِنِ انْتَسَبُوا إِلَيْهِ؛ لِكَوْنِهِ رَجَعَ عَنْ
مَذْهَبِهِمْ وَاعْتَنَقَ مَذْهَبَ أَهْلِ السُّنَّةِ ، فَمَدْحُ اْلأَئِمَّةِ
َلهُ لَيْسَ مَدْحًا لِمَذْهَبِ اْلأشَاعِِرَةِ .
وَلاَ يَصِحُّ أَنْ
يُرْمىَ مَنْ اعَتَرَضَ عَلَى اْلأَشَاعِرَةِ فِيْمَا خَالَفُوا فِيْهِ عَقِيْدَةَ
أَهْلِ السُّنَّةِ بِالْجَهْلِ؛ ِلأَنَّ حَقِيْقَةَ الْجَهْلِ هُوَ اْلقَوْلُ
عَلَى اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ ، أَمَّا مَنْ أَخَذَ بِاْلكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
وَقَوَاعِدِ الشَّرْعِ الْمُعْبَرَةِ وَسَارَ عَلَى طَرِيْقِ سَلَفِ اْلأُمَّةِ
وَأَنْكَرَ كُلَّ مَنْ تَأَوَّلَ أَسْمَاءَ اللهِ وَصِفَاتِهِ أَوْ شَيْئًا
مِنْهَا عَلَى غَيْرِ تَأْوِيْلِهَا فَإِنَّهُ لاَ يُرْمَى بِالْجَهْلِ
Jawab :
Tidak di ragukan lagi , telah sesat
karena hilaf dalam hal akidah beberapa golongan seperti Mu`tazilah ,
Jahmiyah , Rafidhah , Qadariyah dll. Begitu juga al asy`ariyah dalam hal yang
bertentangan dengan kitabullah dan sunnah dan akidah para imam petunjuk
dari sahabat ra , tabi`in , imam yang mendapat petunjuk dalam
hal mentakwil asma` dan sifat Allah yang tidak wajar . Abul Hasan
al asy`ari tidak termasuk orang – orang yang mengikuti
asy`ariyah sekalipun mereka ikut padanya , sebab beliau telah kembali
kepada kebenaran dan mengikuti madzhab yang benar . Jadi para imam memuji
kepadanya bukan kepada pengikut asy`ariyah
Tidak
benar di katakan bodoh bagi orang yang menentang al asy`ariyah
dalam hal yang bertentangan dengan akidah alus sunnah . sebab
arti bodoh adalah pernyataan tanpa landasan kitabullah dan hadis
Sedang orang yang berpegangan
kepada kitabullah dan hadis , kaidah syariat yang telah di akui lalu berjalan
di atas jalan kaum salaf , lalu ingkar pertakwilan asma` dan sifat
Allah atau sebagiannya dengan takwil yang tidak wajar , maka
tidak boleh di katakan bodoh . [4]
Habib Munzir berkata lagi :
Pernyataan Habib Munzir itu jelas
bertentangan dengan keterangan dalam akidatul awam yang dia buat pegangan sbb:
Bila di tinjau dari kaca mata
sariat , maka pernyataan pengarang akidatul awam ini tidak punya dalil , dan
siapa yang punya dalil ketika mengatakan sifat Allah dua puluh , muhalnya
dua puluh dan jaiznya satu. Imam Madzhab empat tidak pernah selama hidupnya
untuk memberikan statemen seperti itu. Dan kita hanya ikut kebenaran sekalipun
harus bersebrangan dengan Syaikh Abul Hasan al asy`ari.
Muhammad Rasyid bin Ali ridha
berkata :
Sungguh aku sedih ketika
melihat anak – anak di ajari bahwa Allah memiliki sifat wajib dua
puluh , sifat muhal juga dua puluh dan sifat jaiznya satu . Sesungguhnya Islah
yang di lakukan oleh Sanusi ini adalah rumit yang sulit di pahami oleh kalangan
siswa ibtidaiyah. Menghapal kalimat – kalimat itupun tidak termasuk
akidah . Adanya sesuatu dan tidak adanya di katakan sifat. Bagaimana Allah di
sifati seperti itu . Bagaimanakah qudrat di katakan sifat lalu qadiran juga
sifat ? Bagaimanakah meninggalkan sesuatu atau mengerjakannya di katakan sifat
? Apakah istilah – istilah tsb terdapat dalam kitabullah atau sunnah Rasul .[5]
Komentarku : Bila ada , mana
dalilnya, dan bila tidak ada , untuk apa di ajarkan kepada orang lain . Untuk
diri sendiri saja tidak boleh , apalagi untuk istri , anak dan keluarga atau
masarakat . Kecewa sekali mereka kelak di akhirat ?
Habib munzir berkata :
Moethoy mengajukan pertanyaan
kepada habib Munzir sbb:
Re:sifat 20 - 2008/01/10 20:44
Re:sifat 20 - 2008/01/13 15:42
ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ. يَدُاللهِ فَوْقَ أَيْدِيْهِمْ
ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ. يَدُاللهِ فَوْقَ أَيْدِيْهِمْ
Komentarku : Sebetulnya kesesatan
dan lurus itu tidak boleh di nilai dari ajaran lingkungan atau golongan
tertentu , bila hal ini tidak dihentikan maka akan terjadi perbedaan pendapat
yang terus berlanjut dan akan lebih parah lagi lalu sulit di persatukan karena
masing – masing tidak ada yang merasa bersalah , tapi merasakan paling benar
dan masing – masing di ikuti massa yang sangat banyak dan ulama yang bersorban
atau tidak. Jadi ajaran akan selalu berbeda mulai era imam madzhab empat sampai
nanti hari kiamat . Di sinilah fungsi maksud hadis sbb:
افْتَرَقَتْ الْيَهُودُ
عَلَى إحْدَى وَسَبْعِينَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً
وَافْتَرَقَتْ النَّصَارَى عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي
النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً وَسَتَفْتَرِقُ هَذِهِ اْلأُمَّةُ عَلَى ثَلاَثٍ
وَسَبْعِينَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً
Kaum yahudi terpecah belah menjadi 71 golongan . Seluruhnya di neraka kecuali
satu kelompok. Dan
kaum Nasrani terpecah menjadi 72 sekte seluruh nya di neraka
kecuali satu. Dan umat ini akan terpecah menjadi 73 kelompok. Seluruhnya di
neraka kecuali satu. Para sahabat berkata : “Wahai Rasulullah ! Siapakah
golongan yang selamat? Rasul bersabda : “ مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ
الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي Orang
yang berpegangan kepada prilakuku dan sahabat –sahabatku sekarang
“. [6]
Bahkan bila ikut paham sifat Allah
dua puluh itu akan ikut pendapat yang tidak berdalil dan ini kekeliruan yang
nyata . Saya ingat kepada ayat :
أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ
مُبِينٌ(156)فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau
apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah kitabmu jika kamu memang
orang-orang yang benar.[7]
أَمْ لَكُمْ كِتَابٌ
فِيهِ تَدْرُسُونَ(37)إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ
Atau
adakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu
membacanya?, bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu
sukai untukmu.[8]
Rasul
bersabda dalam hadis lain:
أُوصِيكُمْ
بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ
مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ
بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا
بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ
فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ *
Aku
berwasiat kepadamu agar bertakwa kepada Allah , mendengarkan dan taat seklipun
kepada budak Habasyah. Sesungguhnya orang diantaramu yang hidup setelah aku
akan melihat pertentangan pendapat yang banyak. Karena itu peganglah sunnahku
dan khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk . Pegangilah dan gigitlah dengan
gigi geraham . berhatilah terhadap perkara baru Sesungguhnya tiap perkara baru
adalah bid`ah dan setiap bid`ah adalah sesat. [9][10]
Sebagian kesesatan yang dia
menyatakan:
ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ. يَدُاللهِ فَوْقَ أَيْدِيْهِمْ
Contoh tsb di buat – buat , dan
tiada ulama yang punya statemen seperti itu
Ia adalah langkah untuk
mendiskriditkan ulama yang menyatakan Allah bersemayam di Arasy.Lihat saja di
tafsir depag sbb:
Rasulullah
SAW bersabda kepada budak perempuan :
أَيْنَ اللهُ ؟
قَالَتْ : فِي السَّمَاءِ . قَالَ : مَنْ أَنَا ؟ قَالَتْ أَنْتَ رَسُولُ اللهِ .
قَالَ : أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ } رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dimanakah
Allah ? “. Budak menjawab :” Dilangit “. Rasulullah SAW
bertanya : “ Siapakah saya “. Dia menjawab : “ Engkau utusan
Allah “. Rasulullah SAW bersabda : “ Merdekakan , sesungguhnya dia
wanita mukmin “. HR Muslim .
Bagaimanakah kiranya bila gadis tsb menjawab : Allah berada
di mana - mana atau Allah tak punya tempat .
Sudah tentu , Rasulullah SAW tidak menyatakan dia mukmin .
Ikutilah pernyataan yang menyatakan bahwa Allah di langit
. Dlm al Quran juga di jelaskan :
الرَّحْمَنُ عَلَى
الْعَرْشِ اسْتَوَى
(Yaitu)
Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy. ( Thoha 5 ) [12]
rr
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ
مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ
الرَّجُلَ يُحِبُّ
أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللهَ جَمِيلٌ
يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ *
Tidak akan masuk ke surga orang
yang dlm hatinya terdapat seberat dzarrah sifat sombong . seorang
lelaki berkata :” Sesungguhnya seorang lelaki senang
mengenakan paakaian dan sandal yang baik . Rasulullah SAW
bersabda : “ Sesungguhnya Allah indah dan senang keindahan . Sombong
adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang . [13]
Dalam suatu ayat juga di terangkan
sbb:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ
افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ أَلَيْسَ
فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ
Dan
siapakah yang lebih zalim dari pada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan
terhadap Allah atau mendustakan kebenaran tatkala datang kepadanya?
Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?[14]
Dalam ayat lain di katakan:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ
ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ
مُنْتَقِمُونَ
Dan siapakah yang lebih zalim
daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia
berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada
orang-orang yang berdosa.[15]
Ustadz Khoirullah juga berkata
lagi :
Bahwasanya orang-orang yang
berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah.
Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya
niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan
barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala
yang besar.[16]
Dalam suatu ayat juga di jelaskan
sbb:
قَالَ يَاإِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ
لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ(75)
Allah
berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang
telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri
ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?".[17]
وَقَالَتِ الْيَهُودُ
يَدُ اللهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا بَلْ
يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ
مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا وَأَلْقَيْنَا
بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ كُلَّمَا
أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللهُ وَيَسْعَوْنَ فِي اْلأَرْضِ
فَسَادًا وَاللهُ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ(64)
Orang-orang Yahudi berkata:
"Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang
dibelenggu dan merekalah yang dila`nat disebabkan apa yang telah mereka katakan
itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan
sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu
sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara
mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka
sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah
memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak
menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.[18]
Ada orang yang mengartikan
kedua tangan Allah bukan tangan tapi kekuasaan , orang itu ngelindur .
Saya katakan : Bila tangan di
artikan kekuasaan maka wajah Allah di artikan apa , betis Allah di artikan apa
? Lantas tapak kaki Allah di artikan apa ? Sudahlah , jangan
menggurui Allah , biarkan artikan kalimat al Quran sebagaimana arti
semestinya dan jangan di takwil . Sebab takwilan itu belum tentu cocok dengan
kehendak Allah. Yang jelas takwilan itu cocok untuk pikiran yang kotor .
Ada lagi hadis sbb:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : يَجْمَعُ اللهُ النَّاسَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُوْلُوْنَ لَوِ اسْتَشْفَعْنَا عَلَى رَبِّنَا
حَتَّى يُرِيْحَنَا مِنْ مَكَانِنَا فَيَأْتُوْنَ آدَمَ فَيَقُوْلُوْنَ: أَنْتَ
الَّذِيْ خَلَقَكَ اللهُ بِيَدِهِ، وَنَفَخَ فِيْكَ مِنْ رُوْحِهِ، وَأَمَرَ
الْمَلاَئِكَةَ فَسَجَدُوْا لَكَ،
.Anas ibnu Malik menuturkan:
“Rasulullah saw bersabda: “Allah mengumpulkan manusia pada hari kiamat dan
mereka berkata: “Alangkah baiknya, jika kami minta syafaat kepada Tuhan kami,
agar Dia membebaskan kami dari tempat kami.”
Mereka mendatangi Adam
as dan berkata: “Engkau adalah manusia yang dijadikan oleh Allah dengan
tangan-Nya, engkau diberi ruh daripada-Nya. Dan Dia menyuruh malaikat bersujud
kepadamu. Karena itu, mintakanlah syafaat dari Tuhanmu bagi kami.”
Jawab Adam as: “Aku
tidak pantas untuk melakukannya bagi kalian, karena aku pernah berdosa,
sebaiknya kalian mendatangi Nuh as, rasul Allah yang pertama kali.”[19] (Bukhari, 81, kitab Riqaq, 51, bab sifat
surga dan neraka).
Ustadz Khoirullah
berkata lagi :
مَنْ أَحْدَثَ فِي
أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barang siapa mengada-ngadakan
sesuatu dalam urusan agama yang tidak terdapat dalam agama maka dengan
sendirinya tertolak [20]
Ustad Khorullah berkata lagi :
Untuk mengetahui hal yang mustahil
dan jaiz bagi Allah sendiri ini tiada dalil yang menerangkannya. Ia
masalah baru dan lebih baik mempelajari al quran atau hadis secara langsung.
Apalagi hal yang mustahil , jaiz bagi Rasul tambah tidak ada dalilnya. Ini
ajaran yang tidak perlu diperhatikan.
Ustad Khorullah berkata lagi :
Ustad Khorullah berkata lagi :
rr
ٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ
رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ أَيْنَ أَبِي قَالَ فِي النَّارِ فَلَمَّا
قَفَّى دَعَاهُ فَقَالَ إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّارِ *
Dari Anas ra , sesungguhnya
seorang lelaki berkata : Wahai Rasulullah ,dimanakah
ayahku ? “
Rasulullah saw, bersabda : “ Di Neraka “.
Ketika pulang, Rasulullah
saw memanggilnya lalu bersabda : ” Sesungguhnya ayahku dan ayahmu
di Neraka “. [21]
Hadis sahih .
Abu Hurairah ra berkata :
زَارَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ
فَقَالَ اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي
وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِي أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِي فَزُورُوا الْقُبُورَ
فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ *
Nabi Muhammad saw, berziarah kekuburan ibunya ,lalu memangis dan orang
disekitarnya juga turut menangis . Beliau bersabda : “ Aku minta
izin kepada Tuhanku untuk memintakan ampun , tapi
ditolak . Aku minta izin untuk berziarah kepadanya , lalu di
perkenankan . Berziarahlah ke kubur ,ia bisa mengingatkan mati [22]
Hadis tentang Nabi
berziarah ke kuburan ibunya sekalipun di riwayatkan oleh Muslim ,
tapi saya masih meragukan karena ada perawi bernama Yazid bin Kisan
. Karena itu , Imam Bukhori tidak meriwayatkan hadis tsb . Imam
Muslim , Nasai , Ibnu Majah , Abu Dawud dan Ahmad meriwayatkan hadis tsb
melalui jalur Yazid bin Kisan . Bila ada jalur lain , selain Yazid
bin Kisan yang sahih , saya bisa menerimanya . Untuk Yazid bin Kisan
sendiri di golongkan oleh Imam Bukhori sebagai perawi
yang lemah . Ibnu Hibban memasukkanya dalam perawi terpercaya . Ibnu Hajar
mengatakan : Dia bisa di percaya tapi sering keliru . Adz dzahabi
menyatakan dia baik hadisnya . Abu Ismail juga menyatakan : Dia boleh
diterima riwayatnya bila benar dan ditinggalkan bila keliru . [23]
ِ Ada hadis lagi :
عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ
عَنْ أَبِيهِ قَالَ خَرَجْتُ مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
حَتَّى إِذَا كُنَّا بِوَدَّانَ قَالَ مَكَانَكُمْ حَتَّى آتِيَكُمْ فَانْطَلَقَ
ثُمَّ جَاءَنَا وَهُوَ سَقِيمٌ فَقَالَ إِنِّي أَتَيْتُ قَبْرَ أُمِّ مُحَمَّدٍ
فَسَأَلْتُ رَبِّي الشَّفَاعَةَ فَمَنَعَنِيهَا
Dari Ibnu Buraidah dari
ayahnya berkata : “ Aku keluar bersama Nabi saw, sampai ke Waddan ,
beliau bersabda : Tetaplah di tempatmu hingga aku datang kepadamu
“. Rasul berangkat lalu datang kepada kami dalam keadaan
gerah ,lalu bersabda : “ Sesungguhnya aku datang kepada Ibu ku ( Ummu
Muhammad ) , aku mohon kepada Tuhanku agar bisa memberikan syafaat kepadanya
, lalu di tolak . [24]
Secara kenyataan , saya
belum menjumpai hadis yang menyatakan , nabi pernah mendoakan untuk ayah dan
ibunya dengan baik . Mengapa ibu dan ayahnya tidak didoakan sama sekali .
Pada hal beliau mustajab doanya dan banyak musuhnya yang di ampuni
kekeliruannya , apakah yang menghalangi beliau untuk berdoa untuk keduanya ?
Bila saya katakan bahwa ayah
Rasulullah SAW masuk Islam dan akan masuk surga , saya tidak
menjumpai dalilnya. Saya akan menentang dalil yang sahih itu . Saya
hawatir mengatakan sesuatu tanpa dalil . Allah berfirman :
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ
لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ
عَنْهُ مَسْئُولا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya. [25]
Kita akan dituntut
untuk mengetengahkan dalil bila menyatakan sesuatu yang bertentangan
dengan hadis sahih . Allah berfirman :
أَمْ لَكُمْ كِتَابٌ
فِيهِ تَدْرُسُونَ(37)إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ
Atau adakah kamu mempunyai sebuah
kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu membacanya?, bahwa di dalamnya kamu
benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu.[26]
Ada yang menyatakan saat
itu saat fatrah . Jadi nasib seseorang pada saat itu di masukkan ke neraka atau
ke surga bukan urusan kita , tapi terserah kepada Allah . Dalilnya :
يَاأَهْلَ الْكِتَابِ
قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَى فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ أَنْ
تَقُولُوا مَا جَاءَنَا مِنْ بَشِيرٍ وَلاَ نَذِيرٍ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَشِيرٌ
وَنَذِيرٌ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah
datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari`at Kami) kepadamu ketika
terputus (pengiriman) rasul-rasul, agar kamu tidak mengatakan: “Tidak datang
kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi
peringatan”. Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.[27]
Ayat tersebut
menjelaskan di saat fatrahpun Allah tetap mengutus utusanNya untuk
manusia . Setiap umat mesti ada orang yang memberi peringatan . Allah berfirman
:
تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ
الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ
يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ(8)قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا
مَا نَزَّلَ اللهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلاَّ فِي ضَلاَلٍ
كَبِيرٍ(9)وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ
السَّعِيرِ(10)فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا ِلأَصْحَابِ السَّعِيرِ
hampir-hampir (neraka) itu
terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan
(orang-orang kafir). Penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka:
“Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?”
Mereka menjawab: “Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang
pemberi peringatan, maka kami mendustakan (nya) dan kami katakan: “Allah tidak
menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar”.Dan
mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu)
niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang
menyala-nyala”.Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi
penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.[28]
Saya belum menjumpai
dalil yang menyatakan saat fatrah itu saat bebas tanpa agama.Jadi orang boleh
koropsi , menipu , menjambret , bunuh orang tanpa dosa dan bisa di
masukkan ke surga . Maksud saat fatrah disini adalah saat kosong , tiada rasul
yang diutus seperti saat antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad .
Bahkan Abd Muththolib sebagai
kakek Rasulullah SAW sendiri juga bernasib sama sebagaimana Abu
Tholib karena ada hadis sbb:
Ketika Abu Tholib yang
berjasa besar kepada Rasul akan meninggal dunia ,
Rasul berkata kepada nya :
أَيْ عَمِّ قُلْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ كَلِمَةً أُحَاجُّ بِهَا لَكَ عِنْدَ اللهِ عَزَّ
وَجَلَّ
Wahai pamanku ! Katakanlah la
ilaha illallah – suatu kalimat yang ku gunakan untuk membelamu disisi Allah
azza wajal
Lantas
Abu Jahal dan Abdullah bin Umayyah yang berada di
sisinya berkata :
يَا أَبَا طَالِبٍ
أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ
Wahai Abu Tholib ! Apakah kamu tidak suka terhadap
agama Abdul muttholib ?
Tak hentinya mereka berkata kepada Abu Tholib . hingga Abu Tholib berkata
: “ Aku masih tetap mengikuti agama Abdul muttholib “.
Nabi saw,
bersabda :
َلأَسْتَغْفِرَنَّ
لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْكَ
Sungguh aku akan memintakan
ampun untukmu selama aku tidak di larang.
Lantas turunl;ah ayat :
مَا
كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ
وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ
أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan
orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang
musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas
bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka
Jahannam.( At taubah 113)
Lantas turunlah ayat lagi
إِنَّكَ
لاَ تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ
Sesungguhnya kamu tidak akan
bisa memberikan petunjuk kepada orang yang kamu senangi .[29]
Dalam ayat tsb , Rasulullah
SAW berkeinginan untuk memberikan petunjuk kepada Abu Tholib tapi Abu
Tholib tidak mau dan tetap berpegangan kepada agama ayahnya, sudah tentu
tempatnya di neraka sebagaimana hadis :
إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ
النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَرَجُلٌ تُوضَعُ فِي أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ
جَمْرَةٌ يَغْلِي مِنْهَا دِمَاغُهُ
Sesungguhnya penduduk neraka yang teringan siksaannya pada
hari kiamat adalah seorang lelaki yang di ujung jari dua tapak kakinya
terdapat bara dan otaknya mendidih .[30]
Abu Tholib termasuk orang yang mendapat
siksaan teringan di neraka. Dalam hal ini saya tidak punya dalil untuk
mendukung Abu Tholib lalu saya berkata bahwa Abu Tholib di surga dan sudah
masuk Islam .
. DR Sholahuddin dari Syi`ah mengatakan :
فَلَقَدْ رَوَى
الْعَدِيْدُ مِنْ عُلَمَاءِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَكَذَلِكَ الشِّيْعَةُ أَنَّ
اْلوَسِيْلَةَ هُمُ اْلأَئِمَّةُ الْمَعْصُومِيْنَ مِنْ أَهْلِ اْلبَيْتِ
عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ
Sungguh banyak kalangan ulama ahlus sunnah dan syi` ah
yang menyatakan wasilah adalah imam – imam yang ma`shum dari kalangan
ahlul bait as.[31]
Siapakah yang menyatakan
Rasulullah r atau para rasul dan nabi lainnya ma`sum , itu
gegabah yang nyata dan tiada hadis atau ayat yang menyatakan kema`suman nabi
dan rasul. Bila tidak punya dalil , lebih baik diam , ia lebih baik dari pada berkata sesuatu lalu
keliru yang akan menyesatkan dirinya dan orang banyak . Dan sudah banyak orang
yang di sesatkan oleh perkataan dan mereka juga telah berada di bawah
pusara.
Ajaran Nabi Ma`shum itu adalah
ajaran saya dulu di sekolah atau di pondok pesantren Salafi . Dan saya juga
pernah mengajarkan seperti itu . Namun bila mau jujur , dan tidak
fanatik kepada ajaran leluhur atau ajaran madzhab dan organisasi , maka tidak
ada hadis atau al Quran yang menyatakan bahwa para Rasul itu ma`shum .
Sebab
Rasulullah SAW sendiri juga pernah melakukan perbuatan dosa sebagaimana
ayat :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka
ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan
mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan.
Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.[32]
لِيَغْفِرَ لَكَ
اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ
عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا
supaya
Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan
datang serta menyempurnakan ni`mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan
yang lurus,[33]
Rasulullah SAW bersabda :
. وَاللهِ
إِنِّي َلأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ
سَبْعِينَ مَرَّةً
Demi Allah ! Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah dan
bertaubat kepadaNyadalam sehari tujuh puluh
Hadis
ini menunjukkan tiada orang yang suci , atau Nabi maksum dan
sama sekali tidak melakukan dosa. Pendapat tentang nabi makshum sekedar
olah pikir manusia yang tidak bersandar kepada hadis
sahih. Bahkan al Qur`an dan hadis tidak membenarkannya .
Malah
ada hadis lagi :
عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ
شُعْبَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى حَتَّى
انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ فَقِيلَ لَهُ أَتَكَلَّفُ هَذَا وَقَدْ غَفَرَ اللهُ
لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ أَفَلاَ أَكُونُ
عَبْدًا شَكُورًا *
Dari Al
Mughirah bin Syu`bah berkata: Sesungguhnya Nabi saw melakukan salat sehingga
dua tapak kakinya bengkak,lalu di katakan kepadanya : “ Kamu
berbuat sedemikian , dan sungguh Allah telah mengampun dosamu yang telah lewat
dan akan datang ? “.Rasulullah saw, menjawab : “ Bukankah aku menjadi hamba
yang bersukur “. [35]
Ustad Khoirullah juga berkata :
.
Rasulullah r bersabda :
أَلاَ تَأْمَنُونِي
وَأَنَا أَمِينُ مَنْ فِي السَّمَاءِ
Apakah
kamu tidak percaya kepadaku sedang aku terpercaya dikalangan penduduk
langit ( Hadis sahih )
Rasulullah
SAW bersabda :
إِنَّ
فِي اللَّيْلِ سَاعَةً تُفْتَحُ فِيهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ يُنَادِي مُنَادٍ
هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ هَلْ مِنْ دَاعٍ فَأَسْتَجِيبَ لَهُ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ
فَأَغْفِرَ لَهُ قَالاَ جَمِيعًا وَإِنَّ دَاوُدَ خَرَجَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَقَالَ
لاَ يَسْأَلُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ أَحَدٌ شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِلاَّ أَنْ
يَكُونَ سَاحِرًا أَوْ عَشَّارًا فَدَعَا كِلاَبٌ بِقُرْقُورٍ فَرَكِبَ فِيهِ
وَانْحَدَرَ إِلَى ابْنِ عَامِرٍ فَقَالَ دُونَكَ عَمَلَكَ
Sesungguhya di waktu malam terdapat masa yang pintu
– pintu langit di buka , lalu ada malaikat yang mengumumkan : “
Apakah ada orang yang mengundang : “ Adakah orang yang minta , lalu
ku beri , adakah orang yang berdoa lantas ku kabulkan , adakah orang yang
minta ampun lalu ku ampun
Sesungguhnya pada suatu malam
Nabi Dawud as keluar lalu berkata : Allah azza wajal akan
memberi kepada setiap orang yang meminta kecuali ahli sihir , tukang
penarik pajak , lalu Kilab memanggil tukang perahu , lalu naik dan
berhenti pada Ibnu Amir dan berkata : “ Kerjakanlah tugasmu lagi “[36]
Dua hadis tsb menerangkan bahwa
Allah berada di atas langit.
[6] Lihat Tafsir Al
Baidhowi 470/2. Qurthubi 159/4. Addurul mantsur / 289/2. Abus suud 206/3. Al
baghowi 333/1. Fathul qadir 370/1. Kasyfud dhunun 1039/1. Annasafi 355/1.
Ruhul maani 68/8. HR Abu D awud 3980. Tirmidzi / Iman /25064. Ibnu
Majah /3981. Ahmad Baqi musnad muktsirin /8046.Dalam riwayat lain di sebut ,
golongan yang selamat adalah al jamaah. Penyusun kitab Misbahuz zujajah berkata
: Sanad hadis sahih , perawi – perawinya terpercaya. Abu Ya`la Al
maushili meriwayatkannya.Lihat misbahuz zujajah 3041. Ia juga di
riwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya 6138. Imam
Tirmidzi menyatakan hadis tsb hasan sahih
[19] Allu`lu` wal marjan 74/1
Al albani berkata : sahih , lihat di kitab karyanya dhilalul jannati 74/2
[20] HR Bukhori /
Salat / 2499. Muslim / Aqdliah / 3242. Abu dawud/Sunnah / 3990. Ibnu Majah /
Muqaddimah /14. Ahmad / 73,146,180,240,206,270/6
[24] HR Ahmad ,
menurut beliau hadis tersebut sahih , tapi sebagian ulama`
menyatakan lemah karena perawi bernama Ayyub bin Jabir
[29] HR Bukhori /
Janaiz / 1360. Manaqib / 3884. Tafsir / 4675. Muslim / Iman / 24 . Nasai
/ Janaiz / 2035.
[30] HR Bukhori
/ Raqaq / 6561. Muslim /iman /212 Sifat Jahannam / 2604.
Tirmidzi / Sifat Jahannam / 2604. Ahmad / Musnad kufiyin / 17923.
32
[34]
HR Bukhori/Daawat/ 6307. Tirmizi/Tafsir/3259. Ibnu Majah/ Adab /3816. Ahmad /
Baqi musnad muksirin / 7734.
[36] Hanya Imam
Ahmad yang meriwayatkannya / 17453/Musnad syamiyin . Namun
sanadnya terdapat Ali bin Zaid yang lemah , Al Hasan yang suka
menyelinapkan perawi lemah dan
memursalkannya
Read more: http://mantankyainu.blogspot.com/2011/06/sifat-wajib-dua-puluh-ajaran-sesat.html#ixzz1xfx8ZQ5d
Tidak ada komentar:
Posting Komentar