Mengenal
Syaikh Muhammad Hisham Kabbani
Syaikh Muhammad
Hisham Kabbani adalah seorang ulama dan Syaikh Sufi (guru besar sufi) dari
Timur Tengah, lulusan dari American University Beirut (Libanon) dalam bidang
ilmu kimia, dan lulusan dari fakultas Hukum Islam (Islamic Law) dari
Universitas Damaskus. Kemudian dia pergi ke Belgia untuk meneruskan kuliahnya
dan mengambil jurusan kedokteran di Universitas Louvain.
Sejak masa
kanak-kanak, Hisham Kabbani selalu menemani Syaikh Abdullah Ad-Daghestani dan
Syaikh Muhammad Nazhim Al-Haqqani, Grandsyaikh (master sufi) dari Tarekat
Naqsyabandiyah yang dianggap paling mulia di abad 21 ini. Hisham Kabbani banyak
melakukan perjalanan ke berbagai negara di Timur Tengah, Eropa, dan Timur Jauh
untuk menemani syaikhnya itu.
Pada tahun 1991,
Hisham Kabbani diperintahkan oleh syaikhnya itu untuk pindah ke Amerika Serikat
untuk mendirikan Yayasan Tarekat Naqsyabandiyah di sana. Setelah berhasil merintis sebuah
yayasan di sana,
akhirnya Hisham Kabbani berhasil membuka 13 yayasan pusat sufi lainnya yang
tersebar di Kanada dan Amerika Serikat. Kegiatan HishamKabbani sehari-harinya
adalah sebagai dosen di sejumlah universitas, seperti di University of Chicago,
Columbia University, Howard, Berkeley, McGill, Concordia, dan Dawson College.
Juga HishamKabbani mengajar di sejumlah pusat keagamaan dan spiritual di
seluruh Amerika Utara, Eropa, Timur Jauh dan Timur Tengah.
Misi dari
pindahnya Syaikh Hisham Kabbani ke Amerika adalah untuk menyebarkan ajaran sufi
di benua Amerika. Sebagai seorang syaikh sufi, Syaikh Hisham Kabbani telah
diberi wewenang dan diperbolehkan untuk membimbing para pengikutnya menuju
cinta ilahi dan menuju maqam (tempat) spiritual menurut ajaran sufi.
Seperti telah
diketahui bahwa Hisham Kabbani telah mendirikan sebuah yayasan sufi di Amerika
dengan nama Haqqani Foundation sebagai corong untuk menyebarkan ajaran sufi
untuk mempererat persaudaraan seluruh umat manusia dan menyatukan kepercayaan
manusia kepada Tuhan yang terdapat di dalam semua agama melalui jalur
spiritual.
Selain mendirikan
yayasan sufi di Amerika, ternyata Hisham Kabbani juga mendirikan sebuah yayasan
sufi di negara mayoritas kaum Muslimin ini, yaitu di negara kita Indonesia dengan nama Yayasan Haqqani Indonesia.
Secara kejamaahan, masyarakat Naqsyabandi Haqqani Indonesia secara resmi mulai
terjalin hubungannya dengan Haqqani Foundation di Amerika Serikat sejak
ditunjuknya KH Mustafa Mas’ud sebagai perwakilan pertama dari As-Sayyid Maulana
Syaikh Muhammad Nazhim Adil Al-Haqqani An-Naqsyabandi untuk Indonesia pada
tanggal 5 April 1997. Penunjukan dan baiat sebagai representatif telah
dilaksanakan oleh As-Sayyid Maulana Syaikh Muhammad Hisham Kabbani pada
kunjungan perdana beliau ke Indonesia
(ke Jakarta)
pada saat itu.
Kedatangan
HishamKabbani tersebut bermula dari seringnya terjadi pertemuan antara sebagian
warga negara Indonesia yang tinggal di California dengan dirinya, di mana mereka
secara rutin selalu mengikuti ritual Sohbet Naqsyabandi Haqqani di
Amerika Serikat, shalat Jum’at, dzikir khatam kwajagan, dan lain
sebagainya yang biasa diadakan di Masjid Mountain View, CA sebagai salah satu
Masjid Utama Jamaah Naqsyabandi Haqqani di Amerika Serikat.
Pada akhirnya,
Hisham Kabbani selaku Khalifah dari Syaikh Nazhim di Amerika Serikat bertemu
dengan kaum muslimin Indonesia, termasuk seorang mahasiswa bernama M. Hadid
Subki yang sedang berada di San Jose, CA. Selanjutnya dia mengutarakan
maksudnya untuk membuka hubungan dengan Indonesia atas nama Maulana Syaikh
Muhammad Nazhim Adil Al-Haqqani An-Naqsyabandi yang akhirnya terbentuklah
Yayasan Haqqani Indonesia di Jl. Teuku Umar No. 41 Jakarta Pusat 10310
Indonesia, Tlp. (021) 315 3014 dan Fax. (021) 315 3013.
Meskipun kegiatan
Yayasan Haqqani Indonesia
sudah berjalan sejak tahun 1997, akan tetapi secara hukum Yayasan Haqqani Indonesia
baru diresmikan pada akhir tahun 2000. Yayasan Haqqani Indonesia merupakan cabang Haqqani
Foundation yang tersebar di beberapa negara, sehingga pada prinsipnya mempunyai
pola dasar keorganisasian yang tidak berbeda dengan Yayasan Haqqani lainnya.
Sampai saat ini sudah tersebar beberapa cabang Haqqani Foundation di beberapa
negara, misalnya di Italia, Belanda, Jerman, Amerika
Serikat, Malaysia,
Perancis, dan Indonesia.
Di bawah ini akan
penulis uraikan beberapa bentuk kesesatan Tarekat Naqsyabandi Haqqani Hisham
Kabbani menurut buku-buku yang telah penulis baca dan penulis kaji. Di
antaranya dapat penulis simpulkan bahwa Yayasan Haqqani Indonesia di bawah pimpinan
HishamKabbani telah melakukan beberapa penghinaan. Di antaranya melakukan: (1)
Penghinaan terhadap Allah SWT, (2) Penghinaan terhadap Rasulullah SAW, (3)
Penodaan terhadap syariat Islam dan (4) Menyebarkan doktrin sesat.
1. Penghinaan
Terhadap Allah SWT
Di dalam hal. 16
di dalam buku karangan Mawlana Syaikh Muhammad Hisham Kabbani QS yang
berjudul Rahasia Tiga Cahaya – Rahasia Di Balik Bilangan Tiga, Hisham
Kabbani menulis, "Mawlana berkata, 'Jika Allah mengutuk orang-orang
kafir, Dia tidak akan menjadi Tuhan, karena semuanya diciptakan dari Cahaya
Ilahi, dari cahaya Rasulullah SAW, dan dari cahaya Adam AS. Bagaimana mungkin
Dia mengutuk mereka? Tidak mungkin mengutuk mereka. Di lain pihak mengapa Dia berfirman,
"Qalbul mu’min baytullah," "Hati orang-orang yang beriman adalah
rumah Allah"? Jika Allah telah menetapkan bahwa hati orang-orang yang
beriman adalah rumah-Nya, bagaimana mungkin pada saat yang bersamaan Dia
mengutuk seorang manusia? Tidak mungkin, tetapi Allah mengutuk umat manusia,
yang tergolong orang-orang kafir, hanya di lidah Rasulullah SAW dan pada level
kita, sehingga kita bisa mengerti'."
Padahal, Allah
SWT Maha Kuasa dan Maha Berkehendak, Dia menentukan apa yang Dia ingin lakukan
terhadap seluruh makhluk-Nya yang ada di langit maupun di bumi. Di dalam
Al-Qur`an telah dijelaskan tentang kutukan (laknat) Allah SWT terhadap
orang-orang kafir.
Allah SWT
berfirman,
"Orang-orang
kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan (ucapan) Dawud dan Isa
putra Maryam. Yang demikian itu karena mereka durhaka dan selalu melampaui
batas.” (QS. Al-Maidah
[5] : 78)
"Sungguh,
Allah melaknat orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang
menyala-nyala (neraka)." (QS. Al-Ahzab [33] : 64)
Apabila kita
sebagai umat Islam yang meyakini Al-Qur`an sebagai Kalam Ilahi yang
berisi kebenaran, maka kita tidak akan mempermasalahkan kutukan/laknat Allah
SWT terhadap orang-orang kafir.
Kemudian, di
dalam surah dan ayat berapa Allah SWT berfirman bahwa hati orang-orang yang
beriman itu adalah rumah Allah? Tidak ada satu ayat pun di dalam Al-Qur`an yang
menyatakan bahwa hati orang-orang yang beriman adalah rumah Allah SWT. Inilah
bentuk kedustaan dari Hisham Kabbani yang sangat besar. Sorban yang besar,
tidak berarti ilmunya juga banyak, malah justru bisa sebaliknya, di balik
sorbannya yang besar itu, tersembunyi kebohongan yang lebih besar.
Allah SWT
berfirman,
"Siapakah
yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah
atau yang berkata, 'Telah diwahyukan kepadaku,' padahal tidak diwahyukan
sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata, 'Aku akan menurunkan seperti apa
yang diturunkan Allah.' (Alangkah ngerinya) sekiranya engkau melihat pada waktu
orang-orang zalim (berada) dalam kesakitan sakratul maut, sedang para malaikat
memukul dengan tangannya, (sambil berkata), 'Keluarkanlah nyawamu.' Pada hari
ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan, karena kamu
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu
menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya." (QS. Al-An'am [6] : 93)
"Dan
siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah padahal dia diajak kepada (agama) Islam? Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim."(QS. Ash-Shaff [61] : 7)
2. Penghinaan
Terhadap Rasulullah SAW
Masih di dalam
buku yang sama karangan Mawlana Syaikh Muhammad Hisham Kabbani QS yang
berjudul, Rahasia Tiga Cahaya – Rahasia Di Balik Bilangan Tiga, pada
hal. 82 terdapat tulisan dengan sub judul “Tiga Karakter Auliya,” isi
tulisan tersebut adalah:
"Bismillaahhir
Rahmaanir Rahiim. Gransyaikh Abdullah QS menggambarkan bagaimana seorang darwis
bisa diterima sebagai hamba Allah yang Maha Kuasa, yaitu pertama dengan cara:
'Dia harus memiliki satu sifat dari masing-masing tiga jenis hewan'." ujar
beliau.
"Dari
keledai, dia harus mampu membawa beban dengan kesabaran dan tanpa rasa
keberatan. Kecuali dia mampu melakukan hal ini, dia tidak akan berhasil, karena
tanpa kesabaran, seseorang tidak bisa membawa tanggung jawab hidup."
"Dari
anjing, dia harus belajar kesetiaan kepada tuannya. Bila tuannya memerintahkan
anjing itu untuk diam di suatu tempat sampai tuannya kembali, anjing tersebut
akan melakukannya, bahkan sampai mati. Bila majikannya memukul dan mengejarnya,
anjing itu tetap akan kembali, dengan menggoyangkan ekornya, ketika tuannya
memanggil."
"Yang
terakhir, ketika seseorang melihat seekor babi dia harus tahu bahwa nafsunya
lebih kotor dan lebih busuk dari babi itu. Kotoran babi berasal dari luar,
sementara nafsu sudah kotor di dalam. Kotoran nafsu datang dari perlawanan
terhadap Tuhannya. Kotoran babi berasal dari makanan yang kotor, bukan
perlawanan. Orang yang sempurna harus memiliki sifat yang demikian hingga ia
mau menerima kotoran apapun yang dilempar kepadanya, baik lewat ucapan maupun
tindakan, dengan mengetahui bahwa nafsunya lebih kotor."
"Tiga
sifat hewan-hewan ini milik para Nabi dan Aulia. Bila seorang manusia tidak
memiliki sifat-sifat ini, dia bukanlah seorang nabi yang membawa semua beban
dunia, menerima semua bentuk penyiksaan, dan masih menjaga utuh keyakinan akan
Tuhannya dan kesabaran bagi semua. Inilah jejak-jejak yang mana harus kita
teladani. Sifat-sifat ini memberikan ketenangan dan kepuasan dalam hatinya. Hanya
dengan begini dia mampu meraih kebahagiaan dalam hidup ini. Kalau tidak, ia
tidak akan bahagia selalu."
Menurut penulis
bahwa semua ini adalah bentuk penghinaan yang jelas-jelas nyata yang ditujukan
kepada pada nabi, khususnya Nabi Muhammad SAW sebagai insan mulia yang mendapat
bimbingan langsung dari Allah SWT. Apakah layak kita menganggap bahwa seorang
nabi harus memiliki 3 sifat dari 3 jenis hewan yang telah dijelaskan dalam
Al-Qur`an? Misalnya sifat seekor keledai, anjing dan babi.
Allah SWT berfirman,
"Perumpamaan
orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka tidak membawanya
(tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab
yang tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. Al-Jum'ah [62] : 5)
"Dan
sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan
(ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya
(yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu
menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia menjulurkan
lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir."(QS. Al-A'raf [7] : 176)
"Sesungguhnya
Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging)
hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa
terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang."(QS.
Al-Baqarah [2] : 173)
3. Penodaan
Terhadap Syariat Islam
Di dalam Jurnal Ahl
Haq Koleksi I, edisi Maret-Juni 2005,yang diterbitkan oleh Yayasan
HaqqaniIndonesia, Hisham Kabbani bercerita di bawahjudul, "Wanita
Inggris Itu," isinya adalah sebagai berikut, Seorang wanita masuk ke
ruang pertemuan. Berbusana cantik dan tidak berkerudung. "Apakah beliau
yang bernama Syaikh Abdullah QS?" Tanya si wanita itu. Maka mereka pun
menjawab, "Ya!" Maka wanita itu pun menghampiri Grandsyaikh, lalu
memeluk, dan mencium beliau, dan kemudian dia menangis. Para
ulama yang hadir mulai berbisik-bisik, "Pemandangan macam apa ini? Dari
mana asal wanita itu?"
Grandsyaikh
berkata, "Oh anakku, apa yang Nabi SAW katakan padaku saat ini, aku akan
sampaikan kepadamu. Jika Nabi SAW muncul saat ini (bukan secara spiritual,
tetapi secara nyata bagi semua orang), maka beliau akan memerintahkan kamu
persis seperti apa yang akan aku sampaikan kepadamu. Ini semua dari beliau,
jika kamu tetap menjaga dijalan itu, maka kamu akan mampu bertemu dan melihat
Nabi SAW. Jangan melihat seorang muslim, kamu tidak ada urusan dengan mereka.
Siapa pun yang ingin menjadi seorang muslim, harus mengikuti tiga kewajiban
ini, dan jika kamu menerimanya, maka kamu akan bersama Nabi SAW dan para
auliyanya, dan jangan dengarkan yang lain!"
1. Begitu kamu membuka mata saat bangun pagi,
ucapkan, Asyhadu an laa ilaaha illalllaah wa asyhadu anna Muhammadan
rasuulullaah (Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah SWT dan
Muhammad SAW adalah utusan-Nya). Kemudian minta ampun kepada Allah SWT dan
bacalah berulangkali astagfirullah, sebagai pelindung bagimu sepanjang
hari agar tidak terjatuh ke dalam dosa!
2. Kamu hanya perlu mengetahui ibadah 5 kali,
yaitu sebelum matahari terbit, siang hari, satu atau dua jam sebelum matahari
tenggelam, ketika matahari tenggelam, dan satu jam setelah matahari tenggelam.
Kerjakan 5 kali sujud saja, satu kali setiap ibadah. Ucapkan, “Allahu Akbar”
dan bersujudlah. Ketika sujud katakan “Ya Allah, Engkau adalah Tuhankudan
aku adalah hamba-Mu, aku beriman kepada-Mu, beriman kepada semua
utusan-utusan-Mu, dan beriman kepada utusan-Mu Muhammad SAW.” Hanya itulah
yang perlu kamu ucapkan, tidak perlu membaca yang lain. Lakukan hal ini pada
setiap ibadah 5 kali sehari!”
3. Sebelum kamu tidur, katakan di depan tempat
tidurmu, “Ya Allah, ampunilah apa pun yang telah aku perbuat sepanjang hari
ini. Dan siapa pun yang menyakitiku sepanjang hari ini aku memaafkan mereka
semua." Lalu ucapkan lagi syahadat 3 kalidan astagfirullah
3 kali. Inilah yang aku ajarkan kepada seorang wanita di Bombay tentang ibadah selain mengajarinya
tentang spiritualitas. Jika engkau terus mengamalkan hal ini, maka akan dicatat
sama dengan melakukan shalat 5 waktu seperti yang dilakukan oleh semua muslim.
Jangan bertanya kepada ulama, jangan dengarkan kata mereka! Wanita itu
menjawab, “Baik Syaikh!” (Ahl Haq Koleksi 1, edisi bulan Maret- Juni
2005, hal. 29, 30, 31).
Penulis menilai
bahwa cara beribadah yang diajarkan seperti yang telah ditulis oleh Syaikh
Hisham Kabbani yang telah kami cantumkan kutipannya di atas sangat menyimpang
dan sesat serta menyesatkan. Syariat Islam telah menjelaskan bahwa kewajiban
melaksanakan ibadah shalat telah termaktub di dalam Al-Qur`an dan tata caranya
telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Tidak ada tata cara shalat
selain apa yang telah Nabi Muhammad SAW ajarkan kepada para sahabatnya dan
termaktub di dalam hadits-hadits beliau.
Membuat tata cara
shalat baru dan mengajarkannya kepada orang lain adalah sebuah bentuk penodaan
terhadap ajaran Islam dan penghinaan terhadap Allah dan Rasul-Nya, serta
pengingkaran terhadap syariat Islam.
Pernyataan untuk
tidak bertanya kepada para ulama dan jangan mendengarkan apa yang difatwakan
(dikatakan) oleh para ulama adalah pernyataan yang sangat merendahkan martabat
(kedudukan) para ulama. Padahal Allah SWT telah berfirman, "Di antara
hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama."(QS.
Fathir [35] : 28), dan Rasulullah SAW telah menyatakan bahwa para ulama adalah
pewaris para nabi.
4. Menyebarkan
Doktrin Menyesatkan
Di dalam tulisan
Syaikh HishamKabbani yang berjudul, “Pikiran Buruk,” tertulis doktrin
Tarekat Naqsyabandi terhadap para pengikutnya, yaitu: "Suatu hari Maulana
Syaikh Nazhim berkata, 'Saat yang membahagiakan bagi seorang syaikh bukanlah
ketika ia melihat muridnya sedang beribadah, berdzikir, menghadiri Suhbah,
ataupun sedang berpuasa. Namun ketika beliau melihat ke dalam hati muridnya,
dan beliau tidak menemukan prasangka buruk (di dalam hati muridnya) akan
syaikhnya'." (Ahl Haq Koleksi 1, Juni 2005, hal.17).
Sedangkan di
dalam tulisanyang lain yang berjudul, "Khalwat: Perintah Untuk Diikuti
dan Dukungan dari Allah."terdapat doktrin lain yang menyatakan, “Di
dalam tarikat, dengarkanlah apa yang dikatakan oleh syaikh, walaupun beliau
menyuruh menggali bumi lapisan ke-7 dengan sekop patah, maka kalian harus
menggali. Janganlah kalian mengatakan, “Tidak!” Jangan gunakan akal kalian dan
berkata, “Itu mustahil!” Jika syaikh mengatakan, “Anakku, pergilah ke laut itu,
kosongkan air laut itu dengan sebuah gelas atau sebuah ember. Amanat kalian ada
di dasar lautan!” Maka kalian harus mengosongkan lautan itu, duduk di sana dan bawa satu ember,
lalu kalian katakan, “Syaikh telah menyuruh saya untuk mengosongkan air laut,
maka aku akan mengosongkannya.” Bahkan jika kalian mengosongkan dari sini dan
airnya kembali lagi dari belakang, maka itu tidak masalah. Kalian telah
melaksanakan perintah (itha’atul mursyid/taat kepada mursyid).
Jika kalian taat kepada syaikh, maka kalian pun taat kepada Nabi SAW dan taat
kepada Allah SWT.” (Ahl Haq, Koleksi 1, Maret 2005, hal. 68-69).
Sedangkan di
dalam Ahl Haq Koleksi 2 edisi Juli – Oktober 2005 di dalam tulisan yang
berjudul, Hikayat “Orang Gila” (bagian II) disebutkan, “Ketika Sayyidina
Umar RA, Khalifah Kedua wafat, maka dua Malaikat Maut mendatangi beliau. “Siapa
Tuhanmu?” Sayyidina Umar RA mempunyai watak yang keras dan beliau diam saja
ketika pertanyaan itu diajukan. “Apa agamamu?” Beliau tetap diam. “Apa
kitabmu?” Tetap tidak ada jawaban. Akhirnya mereka harus membawa beliau menuju
neraka. Sayyidina Umar RA berkata, “Aku tidak mendengar apa yang kau ucapkan,
mendekatlah ke sini!” Mereka mendekat dan mengulang pertanyaan tadi. “Aku masih
belum mendengar...lebih dekat lagi!” “Siapa Tuhanmu?” Sayyidina Umar RA segera
mengepalkan tangan dan memukul tepat di mata Malaikat Munkar AS. Para auliya mengatakan bahwa Malaikat Munkar AS hanya
memiliki satu mata saja, itu akibat dipukul oleh Sayyidina Umar RA.” (Ahl
Haq Koleksi 2, edisi Juli – Oktober 2005, hal. 8).
Doktrin-doktrin
seperti ini sudah menjadi ciri khas setiap aliran sesat. Sesuatu yang tidak
masuk akal yang sengaja mereka ciptakan dan ajarkan kepada para pengikutnya
agar mereka ditaati oleh para pengikutnya.
Menurut penulis,
sungguh luar biasa kisah Umar RA versi mereka ini yang berani meninju mata
malaikat. Padahal malaikat jelas lebih kuat dan lebih hebat daripada manusia
yang hanya diciptakan dari setetes air mani (sperma). Hal ini sama dengan
ucapan Abu Jahal yang menghina firman Allah SWT yang dibacakan oleh Nabi
Muhammad SAW bahwa neraka Jahannam itu dijaga oleh 19 malaikat. Kemudian Abu
Jahal berkata kepada teman-temannya, “Wahai teman-teman, Muhammad telah
mengatakan bahwa penjaga Neraka Jahannam itu hanya 19 malaikat. Kalian adalah
orang-orang kuat dan banyak jumlahnya. Apakah mampu 100 orang dari kalian untuk
mengalahkan 1 malaikat?” Padahal, walaupun berkumpul orang-orang hebat yang ada
di dunia ini sejak zaman Nabi Adam AS sampai hari ini untuk mengalahkan 1
malaikat, maka mereka semua tidak akan mampu mengalahkan malaikat, walaupun
mereka semua mengeroyok 1 malaikat.
Hisham Kabbani
juga sering menyebut-nyebut nama Abdullah Al-Faiz Ad-Daghestani. Siapakah sosok
Abdullah Al-Faiz Ad-Daghestani QS itu? Di dalam Tarekat Naqsyabandi Haqqani,
ada yang disebut dengan istilah Mata Rantai Naqsyabandi Haqqani. Mata
rantai ini dimulai dari Rasulullah Muhammad SAW. Ternyata, Abdullah Al-Faiz
Ad-Daghestani menempati posisi ke-39, kemudian posisi ke-40 adalah Muhammad
Nazhim Adil Al-Haqqani, sedangkan Muhammad Hisham Kabbani adalah Khalifah
Tarekat Naqsyabandi Haqqani untuk seluruh dunia. Lalu di dalam buku yang
berjudul, “MUHASABAH, Nilai Seseorang Berhubungan dengan Cara Dia Menilai
Waktunya – The Teaching of Sufi Master Mawlana Syaikh Hisham Kabbani,” yang
diterbitkan oleh Haqqani Sufi Institute of Indonesia, Abdullah Al-Faiz
Ad-Daghestani lahir di Daghestan (nama negara di Rusia) pada 1309 H/ 1891
M. dan dibesarkan serta dididik secara khusus oleh pamannya, yaitu Syaikh
Syarafuddin Ad-Daghestani, seorang imam Tarekat Naqsyabandi. Pada 1980-an,
negara Daghestan berada di bawah penjajahan tentara Rusia (Uni Soviet). Paman
dan ayahnya memutuskan untuk pindah ke Turki. Syaikh Syarafuddin merawat dan
melatih Syaikh Abdullah dengan disiplin spiritual secara intensif dan
melatihnya berdzikir dengan durasi yang cukup lama. Enam bulan setelah
pernikahannya, Abdullah Al-Faiz Ad-Daghestani diperintahkan untuk memasuki khalwat
selama 5 tahun.
Pada masa khalwat
inilah dia mengklaim hal-hal yang menyesatkan, di antaranya:
1. Mengklaim mampu melihat detik-detik Muhammad
berkhalwat bertahannuts/beribadah) di gua Hira (dahulu, sebelum
beliua diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah SWT). Dia mengaku telah duduk
selama 40 hari di belakang Muhammad dan mengaku tidak pernah tidur.
2. Mengklaim mampu berdzikir di Hadirat (di
hadapan) Allah SWT.
3. Mengklaim mampu mendengar sebuah bisikan dari
Hadirat Allah SWT, dia mengaku telah mencapai rahasia kesadaran dan wukuf
abadi, telah berhasil meraih kunci maqam itu, dan disuruh memasuki
Hadirat-Nya dalam tingkatan seseorang yang mampu berbicara dengan Tuhannya,
seperti tingkatan Nabi Musa AS ketika beliau berbicara dengan Allah SWT di
bukit Thur.
Kemudian dia juga
mengklaim beberapa pengakuan aneh pada saat Abdullah Al-Faiz Ad-Daghestani
menjadi pasukan tentara Ottoman (Turki Utsmani). Dia mengklaim beberapa hal, di
antaranya:
1. Ketika dia tertembak dan sedang sekarat, dia
mengklaim melihat Nabi Muhammad SAW dan beliau pun menghampirinya seraya
berkata, “Oh anakku, engkau ditakdirkan untuk meninggal di sini, namun kami
masih memerlukanmu di bumi ini, baik secara spiritual maupun fisik…”
2. Mengklaim menemani Nabi Muhammad SAW pada
saat beliau melihat-lihat ketujuh surga pada saat Isra Mikraj. Dia mengaku bisa
melihat apa yang ada di dalam ketujuh surga tersebut dan melihat siksaan di
neraka seperti yang Nabi Muhammad SAW pernah sebutkan di dalam hadits-hadits
beliau.
3. Mengklaim menerima tugas kembali ke dunia
setelah ruhnya diangkat ke Hadirat Allah SWT.
Inilah di antrara
doktrin-doktrin sesat yang dihembuskan oleh Hisham Kabbani ke dalam masyarakat
muslim Indonesia.
Mudah-mudahan
Allah SWT selalu melindungi kita semua dari serangan musuh-musuh Islam dan kaum
muslimin
Komentarku(
Mahrus ali ):
Baca lagi disini:
14 Jun 2011
29 Nov 2011
03 Jan 2012
Read more: http://mantankyainu.blogspot.com/2012/01/kesesatan-tharekat-naqsyabandi-haqqani.html#ixzz1wynMVCju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar