Pertanyaan:
Bismillah. Ustadz, dlm Riyadhus
Shalihin Bab 161. Berdoa Untuk Mayit
Sesudah Dikuburkan Dan Duduk
Di Sisi Kuburnya Sebentar Untuk
Mendoakannya Serta
Memohonkan Pengampunan
Untuknya Dan Untuk Membaca
Al-Quran (lihat: http://opi.110mb.com/haditsweb/riyadush_shalihin/bab161.htm
), Imam Syafi'i mnganjurkn kita utk membaca Al-Qur'an di kuburan, apakah ini
benar? Jazakumullah khairan.Sesudah Dikuburkan Dan Duduk
Di Sisi Kuburnya Sebentar Untuk
Mendoakannya Serta
Memohonkan Pengampunan
Untuknya Dan Untuk Membaca
Jawab:Bismillah,
Ucapan Imam
Asy-Syafi'iy -rahimahullah- yang dimaksud, memang betul berada dalam kitab Riyadh Ash-Shalihin karya An-Nawawy -rahimahullah-.
Namun penisbatan ucapan tersebut kepada Imam Asy-Syafi'iy adalah hal yang perlu
ditinjau kembali karena beberapa alasan,
Pertama, An-Nawawy sendiri telah berkata,
"Adapun pembacaan Al-Qur'an, yang masyhur dari madzhab Asy-Syafi'iy bahwa
pahalanya tidaklah sampai kepada si mayyit. Sebagian pengikut (Asy-Syafi'iy)
mengatakan,'Pahalanya sampai kepada si mayyit.'." (Syarah Muslim 1/60).
An-Nawawy juga berkata, "Adapun pembacaan Al-Qur'an dan menjadikan
pahalanya untuk si mayyit serta melakukan shalat untuknya, madzhab Asy-Syafi'iy
dan mayoritas ulama bahwa hal tersebut tidaklah sampai kepada mayyit."
Kedua, Nash ucapan yang disandarkan oleh An-Nawawy
kepada Imam Asy-Syafi'iy dalam kitab Riyadh Ash-Shalihin hakikatnya bukanlah
dari ucapan Asy-Syafi'iy, melainkan ucapan sebagian pengikut Asy-Syafi'iy. Hal
tersebut karena nash ucapan itu telah disebutkan
pula oleh An-Nawawy dalam kitab Al-Majmu' 5/294 dengan penegasan bahwa itu
adalah ucapan Para pengikut madzhab
Asy-Syafi'iy.
Ketiga, Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,
"Dari Asy-Syafi'iy sendiri tidak terhafal suatu ucapan pun dalam masalah
ini, karena hal tersebut adalah bid'ah di sisi beliau. Berkata Malik, 'Saya
tidak mengetahui seorang pun melakukan hal tersebut.' Maka, telah diketahui
bahwa para shahabat dan para tabi'in tidak pernah melakukan hal tersebut."
Pada tafsir ayat 39
dari surah An-Najm,
وَأَن لَّيْسَ لِلإِنسَانِ إِلاَّ مَا سَعَى
"dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh kecuali apa yang telah diusahakannya."
Ibnu Katsir
berkata, "Dari ayat yang mulia ini, Asy-Syafi'iy -rahimahullah- dan siapa
yang mengikutinya mengambil simpulan hukum bahwa bacaan (Al-Qur'an),
penghadiahan pahalanya tidaklah sampai kepada orang-orang yang telah mati,
karena (bacaan) tersebut bukan dari amalan dan perbuatan mereka. Karena itu
pula, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak menyunnahkan hal
tersebut kepada umatnya, (juga) tidak menganjurkan dan mengarahkan mereka
kepada hal tersebut dengan sebuah nash atau suatu isyarat. (Juga) hal tersebut
tidak pernah dinukil dari seorang shahabat pun -radhiyallahu anhum-. Andaikata
hal tersebut adalah baik pastilah mereka telah mendahului kita kepada hal
tersebut. Pintu ibadah yang mendekatkan kepada Allah hanya terbatas pada nash-nash
(dalil), tidak boleh diperlakukan dengan segala bentuk qiyas dan
pemikiran."
Demikian beberapa
keterangan nukilan, saya terjemahkan dari Shahih Riyadh Ash-Shalihin dengan
Ta'liq Syaikh Al-Albany dan Salim Al-Hilaly hal. 390-391.
Wallahu A'lam.
Ust. Dzulqornain
Abu Muhammad
Makassar, 28 Dzulhijjah 1432H/25 November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar