Si nasruddin mengatakan...
..
saya orang awam dalam beragama. ilmu agama saya tidak bagus. dan juga saya
bukan orang saleh dan ahli ibadah. Saya berterima kasih dengan tulisan-tulisan
anda di blog ini, meskipun saya tidak setuju semua hal yang ustad tulis.
Ada beberapa hal yang menurut saya anda tidak adil dalam menulis pendapat anda. Di antaranya, ketika anda mengkritik pendapat yang tidak anda setujui, anda selalu menunjukkan kelemahan hadits2 yang pendukung pendapat itu, namun anda sering tidak menjelaskan kekuatan hadits-hadits yang mendukung pendapat anda.
Khusus dalam hal polemik sholat di atas sajadah dan langsung di atas tanah, saya kurang sependapat dengan anda. Mungkin karena kurangnya ilmu saya. tapi tolong anda tuliskan pendapat ke empat mashab sunny tentang hal ini, yang mendukung shalat di atas tanah dan yang membolehkan shalat diatas keramik.
Masalah sandal jepit dan keramik, di zaman nabi, sandal jepit memang belum ada, namun keramik dan karpet sudah ada. Namun apakah ada dalil yang melarang shalat selain di atas tanah?.. dan yang terakhir, anda terlalu cepat mengatakan ini dan itu bid'ah. ini dan itu sesat. apakah boleh dalam agama ini hanya kerena beda pendapat lantas menbid'ahkan orang lain dan menganggap sesat orang lain?..
Apakah kita harus hidup sama persis seperti Nabi?..
Apakah mengaji menggunakan aplikasi yang di installkan ke HP juga bid'ah.. kan di zaman nabi belum ada. Apakah penyusunan mushaf alquran juga bid'ah?.. bukan kah pada zaman nabi belum di himpun?..
Apakah pencetakan alqur'an terjemahan juga bid
ah?... zaman nabi belum ada.
Bukankan pada zaman nabi belum ada pesawat. apakah naik haji dengan pesawat juga bid'ah?...
Apakah menggunakan internet juga bid'ah?...
dan yang terakhir, bukankah Nabi melarang kita berbantah-bantahan?....
itu saja koment saya mohon maaf kalo ada yang salah. tertima kasih
Wassalamu Alaikum
Komentarku
Anda menyatakan :
Ada beberapa hal yang menurut saya anda tidak adil dalam menulis pendapat anda. Di antaranya, ketika anda mengkritik pendapat yang tidak anda setujui, anda selalu menunjukkan kelemahan hadits2 yang pendukung pendapat itu, namun anda sering tidak menjelaskan kekuatan hadits-hadits yang mendukung pendapat anda.
Komentarku
Sebetulnya hadis yang mendukung
pendapat saya bukan pendapat yang saya keritisi , biasanya tidak saya
kasih komentar karena sudah sahih dan populer di kalangan ahlul ilmi bukan
orang stasiunan atau sosok yang selalu di sibukkan dengan urusan perut dan
syahwat dan tidak di sibukkan dengan mempelajari ajaran yang bisa
menyelamatkan di dunia dan akhirat. Suatu misal hadis muttafaq alaih
bukan hadis yang ulama sepakat kelemahannya atau kepalsuannya yang sering
mengakar di kalangan ahli bid`ah bukan ahli hadis yang biasanya
mengahirkan hadis lemah dan mendahulukan hadis yang akurat. Hadis
muttafaq alaih yang mendukung pendapat saya itu di beri komentar apa lagi
, biasanya orang sudah tahu dan sudah mendengar hal itu , minim sekali
yang tidak paham atau belum mendengar kepadanya . Hadis – hadis itu biasanya
sudah valid dan akurat berlainan dengan hadis para ahli bid`ah biasanya beromo
corah , dhaif , sahih , hasan , palsu campur baur tanpa komentar .
Pokoknya hadis yang mendukung pendapat saya itu menurut pengetahuan saya sudah
kuat dan tidak saya kasih komentar karena sudah populer. Berlainan dengan
hadis yang bertolak belakang dengan pendapat saya biasanya tidak valid di kalangan
ahli hadis sekalipun di keramatkan di kalangan ahli bid`ah. Allah berfirman :
قُلْ
هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا
يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
Katakanlah: "Adakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.[1]
Khusus dalam hal polemik sholat di atas sajadah dan langsung di atas tanah, saya kurang sependapat dengan anda. Mungkin karena kurangnya ilmu saya. tapi tolong anda tuliskan pendapat ke empat mashab sunny tentang hal ini, yang mendukung shalat di atas tanah dan yang membolehkan shalat diatas keramik.
Komentarku
Pendapat madzhab empat tentang
salat di atas sajadah sudah di jawab dalam
Polemik ke empat belas tentang salat tanpa alas ( salat di tanah ...
19 Mar 2011
Polemik ke empat belas tentang salat tanpa alas ( salat di tanah ...
19 Mar 2011
Dalam Polemik ke dua puluh sembilan tentang salat tanpa alas (
salat di tanah langsung ,bukan di keramik ) sudah di jawab sbb :
Kamu punya dalil gak yang
membolehkan salat di Sajadah ? Tidak akan anda temukan sampaikan kapanpun dan
di manapun kecuali pendapat teman , kiyai atau sarjana dan pendapat bukan dalil
, tidak bisa di buat pegangan sekalipun mereka membolehkan atau melarang. Dalil
salat di tanah jelas dan salat di sajadah pendapat bukan dalil. Di artikel
tersebut baca lagi ,ada perintah dari Nabi untuk salat di tanah , lalu kamu
melanggarnya , kamu tidak taat kepadanya tapi taat pada dirimu sendiri dan
setan.Jadi salatmu itu bid`ah.
Saya sejak 2004 M - ingat saya -sampai sekarang telah menjalankan salat langsung di tanah sebagaimana tuntunan salat Rasulullah SAW dan para sahabatnya atau tabiin - bukan salat mengikuti kiyai, proffesor , sarajana , kalangan kebanyakan umat di masa sekarang ,di masa al bani atau masa kolonial Belanda . Sejak tahun itu hingga kini dimanapun dan kapanpun saya kalau menjalankan salat wajib selalu mencium tanah langsung tanpa sajadah . Saya merasakan lebih tawadhu` , lebih cocok dengan tuntunan beda dengan salat ahli bid`ah yang hobbynya selalu mengikuti massa laingkungannya sekalipun bertentangan dengan prilaku junjungan Nabi SAW . lalu ingat dengan liang kubur ketika tubuh saya di masukkan ke dalamnya dan saya tidak bisa kembali ke dunia lagi . Saya ingat ayat :
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ
وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى
Dari
bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan
kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.[2]
قَالَ أَنَا خَيْرٌ
مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Iblis berkata: "Aku lebih baik
daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan
dari tanah".[3]
Ayat di
atas mengingatkan saya ketika Iblis tidak mau di suruh sujud , lalu saya
tidak mengikuti Iblis tapi saya ikut perintah Nabi SAW yang menyuruh saya
dan umat sekalian untuk salat di tanah langsung , bukan di keramik ,
sajadah yang tebal atau tipis tikar , koran dll .Bila saya mati
lalu saya di tanya oleh Allah , ikut siapa salatmu ? Saya akan menjawab
: Ikut utusanMu . Tapi bila saya melakukan salat di sajadah , lalu saya
di tanya oleh Allah kelak di akhirat : Ikut siapa kamu dalam menjalankan
salat ? . Saya akan bilang : Ikut Rasulullah SAW. Sudah tentu Allah akan
bilang : Dusta kamu . Pernahkah utusanKu menjalankan salat wajib di
atas sajadah ? Saya saat itu akan bengong dan tidak bisa menjawab .
Ini masalah sangat membahayakan pada diri saya nanti . Lalu saya
ikut saja kepada tuntunan yang asli. Ingatlah ayat :
فَاسْتَفْتِهِمْ
أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمْ مَنْ خَلَقْنَا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ طِينٍ
لَازِبٍ
Maka
tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang lebih kukuh
kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami
telah menciptakan mereka dari tanah liat.[4]
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ
شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ
Yang membuat segala sesuatu yang
Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.[5]
Anda menyatakan :
Masalah sandal jepit dan keramik, di zaman nabi, sandal jepit memang belum ada,
Masalah sandal jepit dan keramik, di zaman nabi, sandal jepit memang belum ada,
namun keramik dan karpet sudah
ada. Namun apakah ada dalil yang melarang shalat selain di atas tanah?..
Komentarku
Aku ( Said bin Yazid Al azdi )
bertanya kepada Anas bin Malik ra: Apakah Rasulullah saw. menjalankan salat
dengan mengenakan dua sandalnya?”. Beliau menjawab :'Ya “ Muttafaq alaih ,
Sahih Hadis ini riwayat Bukhari dan ...
Aku bertanya kepada Anas bin Malik
ra : Apakah Rasulullah SAW menjalankan salat dengan mengenakan dua sandalnya
?”. Beliau menjawab :'ya “. [5]. Ibnu Abu Aus berkata : كَانَ جَدِّي أَوْسٌ
أَحْيَانًا يُصَلِّي فَيُشِيرُ ...
Bila Nabi saw dan sahabat
–sahabatnya melakukan salat dengan sandalnya dan tidak mencopotnya tapi mereka
pakai diatas tanah dan mereka gunakan untuk salat, bagaimana orang bisa punya
anggapan bahwa Nabi saw menggunakan sajadah yang di ...
Dari Qatadah berkata : Aku
bertanya kepada sahabat Anas bin Malik , bagaimanakah sandal Rasulullah SAW,
lalu beliau berkata : Sadalnya punya dua tali. Abu Isa ( Imam Tirmidzi )
berkata : Ini hadis hasan sahih . ...
Anda menyatakan lagi :
Namun apakah ada dalil yang
melarang shalat selain di atas tanah?..
Komentarku
Tempat sujud bukan dilihat dari
murah atau mahal keramiknya , tapi dari unsur tanahnya karena selama hidupnya
Rasulullah SAW dan para sahabat menjalankan salat wajib dengan sujud ke tanah
tanpa alas kain , tikar , atau hambal yang saat itu sudah ada ... Bumi di
jadikan untukku sebagai tempat sujud dan suci ……….. selain debu yaitu bumi ikut
saja kepada debu boleh di buat tempat salat, dan bisa di buat tayammum . Hadis
tsb menerangkan bahwa Allah memberikan kemudahan kepada ...
Karena kondisi di zaman dahulu di
tanah arab maka Rasulullah SAW menggunakan tanah sebagai tempat sholat dan
dibiarkan oleh Allah SWT yang Maha Mengetahui Rasulullah SAW mengatakan,
“Jauhilah (perbuatan) dua orang yang ...
Anda menyatakan :
dan yang terakhir, anda
terlalu cepat mengatakan ini dan itu bid'ah. ini dan itu sesat. apakah boleh
dalam agama ini hanya kerena beda pendapat lantas menbid'ahkan orang lain dan
menganggap sesat orang lain?..
Komentarku
Bila dalilnya mengatakan sesat dan
bid`ah , apakah kita menyatakan benar dan tidak bid`ah tapi ikut tuntunan
Rasulullah SAW, lalu bila di tanya dalilnya , akan menjawab : Maaf saya ini
bukan wahabi . Saya ikut Kiyai yang ahli baca kitab , melebihi kamu .
Lalu bagaimana kah bila sang
kiyai itu keliru . apakah kamu tidak bisa mengkritisinya . Orang ikut hadis
lebih tepat dan cocok dengan ayat sekalipun tidak cocok dengan ayat UU Thaghut
atau kitab Injil .
Anda menyatakan :
Apakah kita harus hidup sama persis seperti Nabi?..
Apakah kita harus hidup sama persis seperti Nabi?..
Komentarku
Apakah kita harus beda dengan
Rasulullah SAW?lalu kita ikut pada lingkungan saja yang sama dengan peradaban
dan budaya barat dan Hindu . Kita ikut tuntunan semampunya .
Anda menyatakan :
Apakah mengaji menggunakan
aplikasi yang di installkan ke HP juga bid'ah.. kan di zaman nabi belum ada. Apakah
penyusunan mushaf alquran juga bid'ah?.. bukan kah pada zaman nabi belum di
himpun?..
Apakah pencetakan alqur'an terjemahan juga bid
ah?... zaman nabi belum ada.
Bukankan pada zaman nabi belum ada pesawat. apakah naik haji dengan pesawat juga bid'ah?...
Apakah pencetakan alqur'an terjemahan juga bid
ah?... zaman nabi belum ada.
Bukankan pada zaman nabi belum ada pesawat. apakah naik haji dengan pesawat juga bid'ah?...
Apakah
menggunakan internet juga bid'ah?...
Anda menyatakan :
dan yang terakhir, bukankah Nabi melarang kita berbantah-bantahan?....
dan yang terakhir, bukankah Nabi melarang kita berbantah-bantahan?....
Komentarku
Allah telah menyatakan sbb :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ
رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ
أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ
أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.[6]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar